The Best Leader are proactive, strategic & Intuitif listeners | Seorang pemimpin yang baik adalah sorang multitasker sekaligus sebagai pendengar yang baik.
STRATEGI PEMIMPIN SUKSES
Zaman milenial yang memberikan kesempatan besar kepada semua orang untuk dapat mengakses hampir semua informasi dan Ilmu pengetahuan tanpa batas. Gadget dan jaringan Informasi menawarkan semua yang orang butuhkan sehingga menurunkan interaksi secara verbal dan langsung antar manusia itu sendiri.
Dengan dunia dalam genggamannya secara nyata bahkan sudah sangat mengurangi kebiasaan manusia dalam berinteraksi langsung padahal kepekaan Mata dalam membaca sangat lah terbatas apalagi sebuah Dialog atau penyerapan informasi searah tanpa dibarengi oleh interaksi intensif seperti bahasa tubuh pembicara, mimik dan isyarat, argumentasi padat atau kegiatan saling mendengar dan menyimak pendapat.
Sehingga input yang didapat menjadi penyerapan Informasi atau Ilmu pengetahuan yang timpang alias rancu. Sudah terlalu sering kita melihat pemandangan nyata sekelompok orang bersama tanpa dialog intensif karena masing-masing individu disibukkan oleh gadget atau Laptop dalam genggamannya.
Dalam sebuah kelompok kerja, Organisasi atau sebuah kantor bisnis dengan banyak Individu-individu tergabung didalamnya, banyak sekali kesalahan fatal dari kebiasaan ketergantungan pada Big Data Internet sehingga kepekaan pendengaran manusia semakin terabaikan.
Pemimpin adalah pendengar yang baik dalam Organisasi dan Kelompoknya.
Dalam sebuah kelompok kerja, Organisasi atau sebuah kantor bisnis dengan banyak Individu-individu tergabung didalamnya, banyak sekali kesalahan fatal dari kebiasaan ketergantungan pada Big Data Internet sehingga kepekaan pendengaran manusia semakin terabaikan.
Hal ini sering sekali menimbulkan miss-comonication antar individu karena penyampaian informasi secara langsung tidak mendapatkan penerimaan yang baik sehingga informasi yang ingin disampaikan menjadi tidak pernah utuh atau tidak tuntas.
Disini sangat diperlukan peran Leader atau Pemimpin yang dapat memberikan contoh sebagai Role Model pendengar yang baik untuk dapat menyerap semua hal yang terjadi didalam lingkungan kerjanya, yang tersurat maupun yang tersirat, yang terungkap verbal ataupun yang timbul dari mimik dan bahasa tubuh setiap individu.
Informasi tersebut yang nantinya dapat diusung dalam Rapat yang melibatkan semua anggota dan dibahas dalam diskusi-diskusi intensif dengan saling menjadi pendengar yang baik sehingga akan menemukan solusi tepat untuk setiap masalah yang pernah ada maupun yang mungkin masih tersembunyi dengan tetap memperhatikan concer-concern dari semua pihak yang yang terkait.
Dalam banyak kasus terjadi, seseorang sering sekali kehilangan fokus dengan memiliki kecenderungan mendominasi pembicaraan. Tak sedikit tanpa disadari telah lahir dan tumbuh kembang sebuah sikap egois dan "Sok Tahu" karena seseorang merasa sudah membaca atau melihat semua informasi instant yang lewat di penjuru dunia ini hanya dari gadgetnya saja.
Lebih baik mendengar daripada terlalu banyak bicara
Dalam banyak kasus terjadi, seseorang sering sekali kehilangan fokus dengan memiliki kecenderungan mendominasi pembicaraan. Tak sedikit tanpa disadari telah lahir dan tumbuh kembang sebuah sikap egois dan "Sok Tahu" karena seseorang merasa sudah membaca atau melihat semua informasi instant yang lewat di penjuru dunia ini hanya dari gadgetnya saja.
Padahal secara gamblang sangatlah jelas bahwa Melihat / Membaca hanyalah bagan kecil dari sistem komunikasi dan masih banyak lagi media komunikasi yang sebenarnya tidak kalah penting untuk mempertajam daya analisa dalam menarik sebuah kesimpulan suatu permasalahan.
Lalu timbullah sikap baru yang masih banyak kita lihat orang lebih sering membantah daripada mendengar dahulu seara tuntas apa yang orang sampaikan. Tanpa mendengar tuntas, tanpa mencerna dengan baik pembicaraan dan sibuk dengan pemikirannya sendiri sehingga tanpa sadar Otak sudah memiliki naluri untuk mengeluarkan pendapatnya, ini yang membuat diskusi yang terjadi lebih menjadi bias dan tanpa arah apalagi dibarengi dengan emosi karena keduanya tidak merasa cukup mendapatkan perhatian dari pendengar yang baik.
Apa yang terjadi jika hal ini ada pada Pemimpin, Leader atau Boss kita???. Miss-communication yang sangat berpotensi menghadirkan permasalahan baru dalam kantor anda dan kinerja masing-masing Individu.
Seorang Pemimpin yang cemerlang selalu ingin lebih banyak mendengar dari semua peserta rapatnya, karena peserta rapat adalah "Agenda" bagi dirinya.
Beberapa tahun lalu penulis dipersilahkan berbicara pada sebuah Meeting di suatu perusahaan Rekan Entrepreneurs kita. Seperti Anomali mengingat penulis tidak bekerja atau tidak begitu memahami Core Bisnis dalam perusahaan tersebut.
Salut buat C.E.O rekan kita ini karena beliau lebih ingin menjadi pendengar yang baik sekaligus sebagai media pencerna yang handal dari setiap kejadian dan berita yang berkembang di perusahannya. Menyimak pembicaraan dan mendapatkan apa yang tersirat lalu menemukan banyak hal yang tidak pernah dikatakan, dibuktikan dan didengar selama ini.
Berfikir dan menangkap secara sederhana tanpa harus terpengaruh oleh komunikasi Instant yang beredar. Ini seperti menerima ilmu secara utuh tanpa energi berlebih, dan menghasilkan energi lain untuk segera meramu sehingga bisa menyimpulkan dengan baik dan benar.
Kesimpulan strategi mendengar seorang Pemimpin
"Tidak akan saya biarkan peserta Rapat tutup mulut karena mereka adalah inspirasi dan saya harus menemukan aspirasi yang nyata dari nya". Begitu keterangan dan alasan cerdas yang penulis tangkap. Seorang model pemimpin yang mau mendengar sehingga setiap pegawai merasa mendapat perhatian dan tersalurkan semua aspirasinya.
Sesuatu yang berpengaruh baik pada kinerja setiap Pegawai dan memberikan rasa nyaman dan suasana happy karena pegawai merasa didengar oleh atasannya.
Bagaimanapun, mendengar adalah awal kepemimpinan yang terbaik.
Jaman Milenial dengan kemajuan teknologi superpesat yang melahirkan kesenjangan generasi hingga banyak faktor miss/hilang dalam media komunikasi termasuk Gap yang terjadi antara Pemimpin dan karyawannya. Sebuah situasi atau lebih tepatnya "kekosongan" yang harus tetap mendapat perhatian serius sekaligus sebagai tantangan baru untuk segera dapat meng-indentifikasi dari sebuah kejadian dan mencernanya menjadi keputusan yang baik bagi Perusahaan.
Bagaimanapun, mendengar adalah awal kepemimpinan yang terbaik.
Jaman Milenial dengan kemajuan teknologi superpesat yang melahirkan kesenjangan generasi hingga banyak faktor miss/hilang dalam media komunikasi termasuk Gap yang terjadi antara Pemimpin dan karyawannya. Sebuah situasi atau lebih tepatnya "kekosongan" yang harus tetap mendapat perhatian serius sekaligus sebagai tantangan baru untuk segera dapat meng-indentifikasi dari sebuah kejadian dan mencernanya menjadi keputusan yang baik bagi Perusahaan.
Penting untuk Pemimpin ketahui tentang issue yang berkembang di perusahaannya secara nyata sebagai bekal yang baik untuk dirubah menjadi sebuah Energi kerja yang nyata dan memberikan kenyamanan bagi semua element kerja yang terlibat didalamnya. Perlu meningkatkan kemampuan mendengar bagi seorang Pemimpin karena terbukti lebih dari 80% Ilmu pengetahuan didapat dari mendengar.
Dengan mendengar, kita telah meminjam sudut pandang orang lain tanpa memerlukan energi lalu menerjemahkan dengan pemikiran sendiri untuk sebuah keputusan terbaik.
Selanjutnya,,,,
Dengan mendengar, kita telah meminjam sudut pandang orang lain tanpa memerlukan energi lalu menerjemahkan dengan pemikiran sendiri untuk sebuah keputusan terbaik.
Selanjutnya,,,,
EmoticonEmoticon